Minggu, 20 Desember 2009

Analisis Photo Story Pemenang World Press Photo

Photo Story adalah bentuk penyajian gambar photo yang diambil berdasarkan topik atau peristiwa berdasarkan topik atau peristiwa yang dibutuhkan sehingga tersusun dan setiap gambar photo tersebut mampu "bercerita " dengan maksud mengambil suatu makna yang ada pada gambar tersebut.
Berikut ini akan saya tampilkan foto karya Heidi dan Hans-Jürgen Koch dari Jerman yang menjadi juara ketiga dalam World Press Photo. Berikut karya-karya mereka:

1) Mata seekor buaya Nil. Mata sangat efisien pada malam hari; pada siang hari pupil menyempit ke celah. Sebagai spesies-spesies yang beradaptasi untuk memenuhi kebutuhannya yang spesifik dan lingkungan habitat yang bervariasi, mata telah berkembang dengan keragaman spesialisasi yang luar biasa.


2) Mata bekicot Burgundy. Mata bekicot, lebih kompleks dari mata molluska, dapat berfungsi layaknya aperture dalam sebuah kamera. Sebagai spesies-spesies yang beradaptasi untuk memenuhi kebutuhannya yang spesifik dan lingkungan habitat yang bervariasi, mata telah berkembang dengan keragaman spesialisasi yang luar biasa.


3) Mata burung rangkong selatan. Bulu matanya panjang dan kuat seperti kawat. Sebagai spesies-spesies yang beradaptasi untuk memenuhi kebutuhannya yang spesifik dan lingkungan habitat yang bervariasi, mata telah berkembang dengan keragaman spesialisasi yang luar biasa.


4) Mata burung merak mantis merupakan salah satu yang paling rumit dalam kerajaan binatang. Matanya dapat melakukan perhitungan jarak dengan tepat dan bisa melihat ultra violet serta cahaya yang dipolarisasikan. Sebagai spesies-spesies yang beradaptasi untuk memenuhi kebutuhannya yang spesifik dan lingkungan habitat yang bervariasi, mata telah berkembang dengan keragaman spesialisasi yang luar biasa.


5) Mata bintang laut berduri. Bintik merah di ujung masing-masing lengan bintang laut adalah konsentrasi sel-sel indra yang memungkinkan persepsi terang-gelap. Sebagai spesies-spesies yang beradaptasi untuk memenuhi kebutuhannya yang spesifik dan lingkungan habitat yang bervariasi, mata telah berkembang dengan keragaman spesialisasi yang luar biasa.


6) Mata belalang raksasa Asia. Di samping mata majemuk, yang belalang memiliki tiga ocelli kecil - mata sederhana digunakan terutama sebagai sensor cahaya, yang mungkin membantu dengan stabilitas dalam penerbangan.Sebagai spesies-spesies yang beradaptasi untuk memenuhi kebutuhannya yang spesifik dan lingkungan habitat yang bervariasi, mata telah berkembang dengan keragaman spesialisasi yang luar biasa.


7) Mata burung nuri biru dikelilingi oleh bulu emas yang melingkar. Sebagai spesies-spesies yang beradaptasi untuk memenuhi kebutuhannya yang spesifik dan lingkungan habitat yang bervariasi, mata telah berkembang dengan keragaman spesialisasi yang luar biasa.


8) Mata dari nautilus molluska. Lensa pupilnya bekerja seperti aperture dalam sebuah kamera. Sebagai spesies-spesies yang beradaptasi untuk memenuhi kebutuhannya yang spesifik dan lingkungan habitat yang bervariasi, mata telah berkembang dengan keragaman spesialisasi yang luar biasa.


9) Mata capung. Terdiri dari 28.000 unit, mata capung dapat melihat secara simultan 360°. Sebagai spesies-spesies yang beradaptasi untuk memenuhi kebutuhannya yang spesifik dan lingkungan habitat yang bervariasi, mata telah berkembang dengan keragaman spesialisasi yang luar biasa.


10) Mata bunglon. Matanya bekerja secara terpisah, memungkinkan untuk melihat ke depanda dan ke belakang pada saat yang bersamaan. Bisa juga berotasi 90° secara vertikal dan 180° secara horizontal. Sebagai spesies-spesies yang beradaptasi untuk memenuhi kebutuhannya yang spesifik dan lingkungan habitat yang bervariasi, mata telah berkembang dengan keragaman spesialisasi yang luar biasa.





12) Mata laba-laba pelompat. Delapan mata laba-laba memfasilitasi kemampuan spasial dan fokus saat berburu mangsanya. Sebagai spesies-spesies yang beradaptasi untuk memenuhi kebutuhannya yang spesifik dan lingkungan habitat yang bervariasi, mata telah berkembang dengan keragaman spesialisasi yang luar biasa.

Berikut analisis foto tersebut dengan menggunakan model Roland Barthes:
1. Objek Pendukung: tidak ada
2. Pose: tidak ada karena dalam foto ini objeknya adalah mata
3. Photogenia: a. Shot Size: close up
b. Angle: eye level/ sejajar
c. Penempatan Subjek dalam bidang foto: ditengah
d. Lighting: mid key/ keseharian
e. Lensa: normal
4. Estetika: foto ini menampilkan keindahan dari sebuah mata, yaitu sebuah kompleksitas dari mata binatang.
5. Trick Effect: foto ini tanpa trik karena pada dasarnya hanya mengclose up objeknya saja.